Pulang dari Danau Toba

/
1 Comments
Perjalanan siang itu cukup membekas di ingatan saya.


Siapa nyana, Danau Toba yang terlihat indah di mata ternyata menyiksa di pantat. Ya, perjalanan pulang kali itu cukup berliku dan bouncy, dikarenakan kontur yang naik turun ditambah kondisi aspal jalan yang tidak semuanya baik.

Jalur pulang yang saya pilih waktu itu memang bisa dikatakan jalur alternatif. Kenapa saya memilihnya? Karena jalur ini berada di tepian danau sehingga saya masih bisa menyusuri dan menikmati lukisan ilahi seperti di atas. Pendatang biasanya mengambil jalur utama yang jalannya relatif lebih lebar dan bagus, namun sayangnya pemandangan cantik sudah tidak terlihat lagi. Karena itu kenapa tidak ambil jalan yang lebih berliku tapi memanjakan mata? Ah, saya bisa bicara begini karena bukan saya yang menyetir mobilnya :p

Sungguh sebenarnya meninggalkan tempat ini saya tidak rela. Perpaduan bukit baris di sekeliling membuat kombinasi magis dengan hamparan biru pekat yang seakan bercerita. Entah mengapa Danau Toba sepertinya menyihir saya untuk terus memujanya, bahkan di saat terakhir saya harus mengucapkan sampai jumpa.



You may also like

1 komentar :

ASX mengatakan...

Boleh juga tuh kak dicoba :D